Kamis, 03 Januari 2013

MEMBUAT RINGKASAN YANG BAIK

Bahasa Indonesia 2 (softskill)
yasinta N.W.
28210604



Rangkuman sering disebut juga ringkasan, yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan Pada tulisan jenis rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang tetap diperhatikan dan dipertahankan.



Beberapa cara atau langkah-langkah dalam membuat ringkasan yang baik :
1.    Membaca Naskah Asli
Langkah pertama yang harus dilalui adalah membaca naskah yang ingin kita ringkas minimal dua kali atau mungkin lebih agar anda lebih memahami naskah tersebut secara menyeluruh.
2.    Mencatat Gagasan Utama
Langkah selanjutnya adalah mencatat gagasan utama atau topik dari masing-masing paragraf atau alinea. Agar kita lebih mengetahui maksud dari tulisan yang ingin kita ringkas.
3.    Mengadakan Reproduksi
Dari langkah kedua diatas, langkah selanjutnya adalah menyusun ringkasan tersebut sesuai dengan urutan yang terdapat dalam naskah asli. Akan tetapi untuk menyusun ringkasan tersebut, hendaknya menggunakan kata-kata baru sesuai dengan pilihan kata yang kita inginkan. Agar hasil ringkasan sesuai dengan yang kita harapkan. Serta ringkasan mudah kita pahami kembali saat kita lupa. Satu hal penting lainnya yaitu kalimat penulis asli hanya boleh digunakan bila kalimat itu dianggap penting karena merupakan kaidah, kesimpulan, atau perumusan yang padat.
4.    Ketentuan Tambahan
Setelah melakukan langkah ketiga, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik.
a.    Susunlah ringkasan dalam kalimat tunggal daripada kalimat majemuk.
b.    Ringkaskanlah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Jika rangkaian gagasan panjang, gantilah dengan suatu gagasan sentral saja.
c.    Besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Ilustrasi, contoh, deskripsi, dsb. dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting.
d.    Jika memungkinkan, buanglah semua keterangan atau kata sifat yang ada, meski terkadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.
e.    Anda harus mempertahankan susunan gagasan dan urutan naskah. Tapi yang sudah dicatat dari karangan asli itulah yang harus dirumuskan kembali dalam kalimat ringkasan Anda. Jagalah juga agar tidak ada hal yang baru atau pikiran Anda sendiri yang dimasukkan dalam ringkasan.
f.     Agar dapat membedakan ringkasan sebuah tulisan biasa (bahasa tak langsung) dan sebuah pidato/ceramah (bahasa langsung) yang menggunakan sudut pandang orang pertama tunggal atau jamak, ringkasan pidato atau ceramah itu harus ditulis dengan sudut pandangan orang ketiga.
g.    Dalam sebuah ringkasan ditentukan pula panjangnya. Karena itu, Anda harus melakukan seperti apa yang diminta. Bila diminta membuat ringkasan menjadi seperseratus dari karangan asli, maka haruslah membuat demikian. Untuk memastikan apakah ringkasan yang dibuat sudah seperti yang diminta, silakan hitung jumlah seluruh kata dalam karangan itu dan bagilah dengan seratus. Hasil pembagian itulah merupakan panjang karangan yang harus ditulisnya. Perhitungan ini tidak dimaksudkan agar Anda menghitung secara tepat jumlah riil kata yang ada. Tapi perkiraan yang dianggap mendekati kenyataan. Jika Anda harus meringkaskan suatu buku yang tebalnya 250 halaman menjadi sepersepuluhnya, perhitungan yang harus Anda lakukan adalah sebagai berikut:
-          Panjang karangan asli (berupa kata) adalah: Jumlah halaman x Jumlah baris per halaman x Jumlah kata per baris = 250 x 35 X 9 kata = 78.750 kata.
-          Panjang ringkasan berupa jumlah kata adalah: 78.750 : 10 = 7.875 kata. Panjang ringkasan berupa jumlah halaman ketikan adalah: jika kertas yang dipergunakan berukuran kuarto, jarak antar baris dua spasi, tiap baris rata-rata sembilan kata, pada halaman kertas kuarto dapat diketik 25 baris dengan jarak dua spasi, maka: Jumlah kata per halaman adalah: 25x 9 kata = 225. Jumlah halaman yang diperlukan adalah: 7.875:225 = 35 halaman.



Sumber :
Blog dari Puji Arya Yanti (dari buku Komposisi penulis Gorys Keraf)
http://hnz11.wordpress.com/2011/07/07/cara-cepat-membuat-ringkasan/

PERBEDAAN ANTARA KONTEKSTUAL DAN KONSEPTUAL

Bahasa Indonesia 2 (softskill)
yasinta N.W.
28210604




KONTEKSTUAL

Konteks adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mengandung atau menambah kejelasan makna. Menurut Susilo yang dimaksud dengan konteks adalah segenap informasi yang berada disekitar pemakaian bahasa, bahkan termasuk juga pemakaian bahasa yang ada disekitarnya (Preston, 1984:12).
Sarwiji (2008:71) memaparkan bahwa makna kontekstual (contextual meaning; situational meaning) muncul sebagai akibat hubungan antara ujaran dan situasi pada waktu ujaran dipakai. Beliau juga berpendapat bahwa makna kontekstual adalah makna kata yang sesuai dengan konteksnya (2008:72). Dalam buku linguistik umum Chaer mengungkapkan bahwa makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada di dalam konteks.  Makna konteks juga dapat berkenaan dengan situasinya yakni tempat, waktu, lingkungan, penggunaan leksem tersebut (1994:290).
Makna kontekstual dapat diartikan sebagai makna kata atau leksem yang berada pada suatu uraian atau kalimat yang dapat mengandung atau menambah kejelasan makna, yang dipengaruh oleh situasi, tempat, waktu, lingkungan penggunaan kata tersebut. Artinya, munculnya makna kontekstual bisa disebabkan oleh situasi, tempat, waktu, dan lingkungan. Misalnya, penggunaan makna kontekstual adalah terdapat pada kalimat berikut.
a.       Kaki adik terluka karena menginjak pecahan kaca.
b.      Nenek mencari kayu bakar di kaki gunung.
c.       Pensilku terjepit di kaki meja.
d.      Jempol kakinya bernanah karena luka infeksi.
Penggunaan kata kaki pada kalimat diatas, bila ditilik pada konteks kalimatnya memiliki makna yang berbeda. 
Pada kalimat (a), kata kaki berarti ‘alat gerak bagian bawah pada tubuh makhluk hidup’. 
Sedangkan pada kalimat (b), kata kaki disana memiliki arti ‘bagian bawah dari sebuah tempat’. 
Untuk kalimat (c), kata kaki merupakan ‘bagian bawah dari sebuah benda’. 
Berbeda dengan kalimat (d), kata kaki disana memiliki makna ‘bagian dari alat gerak bagian bawah makhluk hidup’. Kata kaki pada hakikatnya, mengandung maksud bagian terbawah dari sebuah objek. Tetapi, dalam penggunaa kata tersebut juga harus disesuaikan dengan konteks, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam pengartian kata kaki.

KONSEPTUAL

Konsep adalah rancangan; ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. Konseptual diartikan sebagai hal-hal yang berhubungan dengan konsep. Chaer juga menuliskan dalam bukunya makna konseptual yaitu makna yang dimiliki oleh sebuah leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apapun (1994: 293).
Sarwiji (2008:73) juga menggambarkan bahwa makna konseptual bisa disebut makna denotatif, yaitu makna kata yang masih merujuk pada acuan dasarnya sesuai dengan konvensi bersama. Makna denotatif sendiri merupakan makna yang lugas, dasar dan apa adanya. Chaer mengartikan makna denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem. Makna denotatif mengacu makna asli atau makna sebenarnya dari sebuah kata atau leksem (1994: 292).
Jadi, makna denotatif adalah makna yang terkandung dalam sebuah kata atau leksem yang diartikan secara lugas, polos, asli, apa adanya, sebenarnya dan masih mengacu pada satu sumber atau konvensi bersama. Dengan begitu makna denotatif merupakan makna dasar. Lawan makna denotatif adalah makna konotatif, yang lebih mengandung nilai rasa emotif dalam penggunaannya.
Contoh makna denotatif sebenarnya sama dengan makna konseptual tadi. Namun, untuk lebih jelasnya yang termasuk contoh makna denotatif adalah ‘bunga’ diartikan sebagai ‘bagian tumbuhan yang digunakan sebagai alat reproduksi atau berkembang biak’.




SUMBER :http://colinawati.blog.uns.ac.id/2010/05/10/12/http://www.slideshare.net/romiantiteror/pendekatan-kontekstual#btnNext

SISTEMATIKA MENUIS ILMIAH TETAPI RINGAN


Bahasa Indonesia 2 (softskill)
Yasinta N.W.
28210604


Definisi Penulisan Ilmiah
Istilah karya ilmiah digunakan untuk sebuah tulisan yang mendalam sebagai hasil mengkaji dengan metode ilmiah. Dalam hal ini bukan berarti bahwa tulisan itu selalu berupa hasil penelitian ilmiah. Sebagai contoh tulisan yang berupa petunjuk teknik atau bahkan cerita pengalaman nyata dan pengalaman biasa, yang bukan hasil penelitian ilmiah tetapi disajikan dalam bentuk yang mendalam sebagai hasil ilmiah. Itulah sebabnya tulisan tentang bagaimana bercocok tanam jagung, pemeliharaan ikan bandeng, proses pembuatan es, dapat disajikan secara ilmiah.
Sedangkan istilah tulisan ( karya tulis) dimasukkan, untuk menyatakan karangan yang disusun berdasarkan ide penulisnya yang diperkuat oleh data serta pernyataan dan gagasan orang lain. Ciri khas sebuah karya tulis yang disusun berdasarkan metode ilmiah ialah keobyektifan pandangan yang dikemukakan, dan kedalaman makna yang disajikan.

Sebuah tulisan akan dirasakan ilmiah apabila tulisan itu mengandung kebenaran secara obyektif, karena didukung oleh informasi yang sudah teruji kebenarannya (dengan data pengamatan yang tidak subyektif) dan disajikan secara mendalam, berkat penalaran dan analisa yang mampu menukik ke dasar masalah. Tulisan ilmiah akan kehilangan keilmiahannya apabila yang dikemukakan ilmu (teori dan fakta) pengetahuan saja yang sudah diketahui oleh umum dan berulang kali dikemukakan.
Penulisan ilmiah menuntut adanya keterampilan khusus dari penulisannya, karena di samping harus mengumpulkan data, menganalisa data, dengan menggunakan metode ilmiah juga menyajikan dalam bentuk tulisan. Bahasa dalam karya ilmiah dituntut lugas/harfiah makna kata-katanya. Atau boleh dikatakan pembaca tidak menafsirkan arti kata-katanya satu persatu. Itulah sebabnya tulisan ilmiah mengandung makna denotatif.

Suatu penulisan dikatakan ilmiah, karena penulisan tersebut adalah sistematik, generalisasi, eksplanasi, maupun terkontrol.
·          
  •       Penulisan ilmiah adalah sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan langkah tertentu seperti : mengidentifikasi masalah, menghubungkan masalah dengan teori tertentu, merumuskan kerangka teoritis / konsepsional, merumuskan hipotesis, menyusun rancangan studi, menentukan pengukurannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat kesimpulan.
  • ·         Penulisan ilmiah adalah generalisasi, karena dapat dirumuskan atau diambil suatu kesimpulan umum.
  • ·         Penulisan ilmiah adalah eksplanasi, karena menjelaskan suatu keadaan atau fenomena tertentu.
  • ·         Penulisan ilmiah terkontrol, karena pada setiap langkahnya terencana dengan baik, mempunyai standar tertentu, dan kesimpulan disusun berdasarkan hasil analisis data. Penulisan ilmiah berupaya mengungkapkan secara jelas dan tepat mengenai masalah yang dikaji, kerangka pemikiran untuk mendekati pemecahan masalah, serta pembahasan hasil maupun implikasinya. Karena itu, penulisan ilmiah harus disusun secara logis dan terperinci berupa uraian toeritis maupun uraian empirik.

Sistematika penulisan ilmiah :

11.    Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah dapat diambil dari contoh kasus-kasus yang terjadi sehingga kita bisa melakukan penelitian. Latar belakang merupakan hal utama dalam penulisan ilmiah. Namun tidak semua masalah dapat dijadikan sebagai latar belakang masalah.

22.    Tujuan
Tujuan dalam karya ilmiah harus jelas agar penelitian yang kita lakukan tepat pada sasarannya. Tujuan dalam karya ilmiah dapat dituliskan dengan bentuk poin-poin atau tulisanessay biasa.
Dalam penulisan ilmiah, tujuan menjelaskan maksud kita dalam mengangkat masalah yang kita teliti dan juga tujuan ini dapat berisi tentang apa yang ingin kita sampaikan dalam hal tanggapan kita tentang masalah yang kita angkat dengan tujuan yang kita inginkan dalam penulisan karya ilmiah tersebut.

33.    Manfaat
Manfaat dalam penulisan ilmiah dapat bersifat keilmuan atau juga kepraktisan dalam membahas suatu masalah. Dalam penulisan karya ilmiah, manfaat biasanya dapat dituliskan sebagai hal yang bisa menarik perhatian pembaca.

44.    Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka dilakukan jika masalah yang kita teliti sudah pernah dilakukan oleh orang lain. Jika demikian, kita perlu membahas penelitian yang kita lakukan dan mengemukakan perbedaan dari penelitian yang sudah sebelumnya dilakukan. Dengan pembahasan perbedaan yang harus kita bahas kembali, tentunya kita harus memiliki fakta-fakta baru tang dapat membukyikan kebenaran dari penelitian yang kita lakukan.
Pembahasan ini dapat kita sebut dengan diskusi yang menerangkan tentang perbedaan dari pembahasan dari penelitian orang lain. Fakta-fakta yang kita peroleh tentunya harus menjadi sebuah bukti nyata bukan hanya sekedar pendapat semata.

55.    Landasan teori
Teori ini dapat  kita gunakan dalam pengumpulan fakta-fakta yang dibutuhkan dalam penelitian. Penggunaan teori ini tentunya harus relevan dan sesuai dengan bidang studi yang kita kuasai. Landasan teori ini dapat kita gunakan sebagai pengembangan dari penulisan ilmiah yang kita buat, sehingga bahasan yang kita bahas dalam penulisan karya ilmiah menjadi terpusat pada landasan teori.

66.    Hipotesis
Hipotesis berguna sebagai sudut pandang dalam melakukan penelitian. Hipotesis berisi tentang dugaan atau prediksi dari apa yang kita fikirkan mengenai masalah yang akan kita bahas.

77.    Teknik Analisis
Teknik analisis harus dijelaskan dalam cara menganalisis data yang ada. Teknik analisis dapat kita ambil sesuai dengan objek penelitian yang kita lakukan. Teknik analisis dapat kita ketahui dengan melihat bagaimana cara kita mengumpulkan data-data dalam karya ilmiah yang kita buat.

88.    Sistematika Pelaporan
Sistematika pelaporan dilakukan dengan cara menuliskan secara terperinci dalam setiap bab-bab yang dibahas dalam penulisan ilmiah.

99.    Daftar Pustaka
Daftar pustaka merupakan hal yang penting dalam pencantuman bahasan-bahasan pada setiap halaman dari penulisan ilmiah.

110. Presentasi Penelitian
Presentasi merupakan tahapan terakhir dalam pembuatan karya ilmiah.

Sumber :

EUFORIA MASYARAKAT JAKARTA MENYAMBUT MASYARAKAT BARU

BAHASA INDONESIA 2 (softskill)
yasinta nur W.
28210604

Sosok Joko Widodo pertama kali terdengar saat beliau mengendarai mobil hasil karya siswa SMK di Solo. Saat itu beliau menjabat sebagai walikota Solo, dengan berani ia menggunakan mobil tersebut ke kantor tempatnya mengemban tugas. Karena hal itu, pemberitaan di media sangat gencar membahas sang walikota. Gebrakan yang di lakukan oleh Bapak Joko Widodo membuat masyarakat Indonesia khususnya jakarta mengagumi beliau. Berkat hal ini pula masyarakat memberikan amanah kepada beliau untuk memimpin ibukota. Masyarakat Jakarta menginginkan adanya perubahan yang ‘spektakuler’. Masyarakat Jakarta berharap banyak dari pemimpin yang baru ini, membereskan semua PR yang menumpuk.


Sejujurnya saya sempat meragukan para calon pasangan yang terdapat dalam pilgub pilihan pertama. Mereka mengumbar janji-janji manis untuk bisa menduduki kursi kekuasaan yang mereka dambakan. Tapi pernahkah mereka berfikir, sudah layakkah mereka untuk itu. Tapi setelah melihat gebrakan yang dilakukan oleh pasangan ini, sayapun merasa bangga dan kepercayaan saya timbul lagi. Sebenarnya yang terpenting itu bukan 100 hari ini tapi setelahnya harus lebih baik lagi. Mungkin untuk hari ini masyarakat ibukota sedang cermat-cermatnya mengamati perkembangan program kerja sang pemimpin baruMasalah di Jakarta, bukan hanya masalah para gubernur dan wakilnya. Melainkan masalah bangsa ini, karena Jakarta adalah ibukota negara Indonesia. Dunia melihat Indonesia dari sebuah kota Jakarta. Jika ibukotanya kebanjiran, macet, kumuh, dan penuh dengan ketidaknyamanan. Bagaimana dunia Internasional menilai kita? Saya mungkin hanya satu dari penduduk Indonesia. Tapi harapan saya sangat besar untuk kemajuan negeri ini.

Menyambut pelantikan Gubernur DKI Jakarta baru yang akan dilaksanakan pada 15 Oktober mendatang, masyarakat berharap akan ada perubahan ke arah yang lebih baik. Mereka ingin polemik seperti kemacetan, banjir, dan kepadatan penduduk cepat diselesaikan. Euforia kemenangan Joko Widodo (Jokowi) dalam Pilkada DKI Jakarta terus berlanjut. Berbagai macam dan ragam masyarakat turut bersuka ria menyambut terpilihnya Gubernur DKI Jakarta yang baru, Jokowi. Salah satunya adalah dari Pasopati kelompok suporter klub sepakbola Persis Solo wilayah Jabodetabek. Mereka dengan sangat antusias menyambut hangat kemenangan Jokowi.
Terpilihnya Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 meninggalkan catatan yang fenomenal. Baik secara personality hingga ke ranah politis. Banyak sisi menarik yang layak dikupas dan dibahas seputar profil ‘Si Tukang Kayu’ itu, bahkan Jokowi mampu menjungkirbalikkan konstelasi politik di daerah yang selama ini terkenal dengan kemapanan politiknya.
Tidak dapat dipungkiri lagi, Jokowi mampu ‘menyihir’ perpolitikan nasional dengan gayanya yang khas, hal ini sebanding dengan adagium; suara rakyat adalah suara Tuhan!!! Sampai-sampai tujuh stasiun telivisi nasional menayangkan secara langsung pelantikannya (Senin, 15/10) sebagai Gubernur hal ini benar-benar sebuah fenomena yang tidak akan dapat dicerna dengan singkat.
Bahkan warga Kota Solo pun setengahnya ‘keberatan’ atas terpilihnya Jokowi tersebut. Kenyataan ini justru sebagai bukti bagaimana Jokowi mampu menempatkan rakyat pada posisi yang semestinya.


Kedatangan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo ke perkampungan Kota Paris, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat, disambut ratusan warga. Fanatisme euforia sosok Jokowi begitu terasa.

Ratusan warga yang sudah menunggu sejak satu jam sebelum kedatangan, membawa serta anak-anak mereka dan foto-foto bergambar wajah mantan Wali Kota Solo itu.
Mereka meneriakkan nama Jokowi berulang kali. Ramainya sambutan warga membuat orang nomor satu Jakarta ini kesulitan menembus kerumunan untuk melakukan peninjauan.
"Pak jangan lupa janjinya, saya Bismillah biar bapak kerjanya benar, mudah-mudahan biar Jakarta lebih baik dan janjinya benar sama orang susah," ujar Yanti, warga RW 14, Tanah Tinggi, Jakarta Pusat.
"Insya Allah, Bu. Doakan," jawab Jokowi.
Yanti dan warga lainnya memuji keramahan dan kerendahan hati Jokowi. Ia mengatakan Jokowi tak sama seperti pejabat lainnya.
"Buktinya dia sudah mau turun kesini, ke rumah kita di gang kecil. Pak Jokowi ada truk sampah saja turun dari mobil tidak apa-apa. Pejabat lain boro-boro, kalau datang semua pada digusurin, dibersihin semua," tutur Yanti.
Tiba di lokasi, Jokowi langsung menuju gang sempit di kelurahan Tanah Tinggi, kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat.
Menyusuri gang sempit selama kurang lebih 15 menit, Jokowi dan rombongan SKPD tiba di rumah susun Tanah Tinggi. Ratusan penghuni rusun menyambut kedatangannya.
Peninjauan perkampungan kumuh Jakarta memang difokuskan Jokowi untuk merencanakan desain kampung moderen Ibukota. Setelah Tanah Tinggi, Jokowi menuju kawasan Bukit Duri, Jakarta Selatan.
Mohon maaf jika tulisan saya tidak begitu berkenan di hati pembaca.
Sekian dan terima kasih.



http://berita.indah.web.id/kompas_megapolitan/read/2012/10/15/11451965/Konvoi.Delman.di.Pelantikan.JokowiBasuki?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/10/15/11451965/Konvoi.Delman.di.Pelantikan.Jokowi-Basuki 
http://metro.news.viva.co.id/news/read/359661-jokowi-disambut-antusias-ratusan-warga-tanah-tinggi